I. Pendahuluan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) GMKI merupakan aturan dasar atau aturan permainan organisasi yang memberikan batasan kepada seluruh sivitas dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam perjalanan sejarah GMKI , AD/ART senantiasa mengalami perubahan menuju kesempurnaan, seiring perubahan dan perkembangan dari Bangsa Indonesia. Perubahan tersebut berlangsung dari kongres ke kongres hingga pada tahun 1986 di Palangkaraya. Ini menunjukan bahwa GMKI selalu dinamis dan hidup dalam pergumulan bangsa dan senantiasa hadir dan menghadirkan misinya ditengah medan layan.
AD/ART GMKI berisi tentang hakekat, motivasi, sifat, sistem, bentuk dan cita-cita yang hendak dicapai oleh organisasi. Dengan demikian, maka dengan mengenal AD/ART GMKI, maka kita memahami GMKI itu sendiri secara lebih mendalam, luas dan menyeluruh.
AD/ART memiliki tiga sifat, yakni; singkat, supel dan tahan lama. Singkat karena harus mampu mengatur hal-hal pokok yang berkaitan dengan kebutuhan suatu organisasi. Supel, karena cukup fleksibel untuk diimplementasikan dalam berbagai kondisi mengingat jangkauan organisasi (GMKI) meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan kondisi sosial yang berbeda-beda. Tahan lama, karena AD/ART harus mampu memberikan stabilitas bagi kelangsungan hidup organisasi.
II. AD/ART GMKI
A. Tinjauan Historis
Sebelum memahami sejarah lahirnya AD/ART GMKI, kita perlu memahami sejarah lahirnya GMKI (materi sebelum AD/ART). Pada saat dibentuk GMKI pada 9 Pebruari 1950, GMKI belum memiliki AD/ART, walaupun pemikiran untuk membuat AD/ART sudah ada sejak tahun 1931 (setahun menjelang dibentuknya CSV op Java). GMKI baru secara resmi memiliki AD/ART pada saat Kongres II di Sukabumi (24 Oktober 1952).
Dalam perkembangan selanjutnya, AD/ART GMKI mengalami enam kali perubahan yakni;
i. Kongres VI di Sukabumi tahun 1956
ii. Kongres VIII di Surabaya tahun 1961
iii. Kongres X di Manado Tahun 1965
iv. Kongres XIII di Malang tahun 1972
v. KongresXVII di Jakarta tahun 1980
vi. Kongres XX di Palangkaraya tahun 1986
vii. Kongres (XXX) di Pematang Siantar 2004
Perubahan yang sangat mendasar terjadi pada kongres XX di Palangkaraya, dimana Asas Alkitab diganti dengan Pancasila sebagai satu-satunya Asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Tiga Faktor Ciri/Sifat
Terdapat tiga ciri/sifat GMKI yang termuat dalam AD/ART GMKI, yaitu:
1) Kemahasiswaan, sifat kemahasiswaan sebagaimana lingkungan dimana ia berada dan sebagai kelompok inteligensia muda yang sedang membentuk diri.
2) Ke-Kristenan, rumusan kalimat bersumber pada alkitab yang menyaksikan Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juruselamat
3) Ke-Indonesiaan, organisasi ini lahir dari bumi Indonesia dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bangsa dan tanah airnya.
C. Implementasi/Penerapan.
Untuk memberlakukan AD/ART GMKI dengan baik dan benar diperlukan pengenalan, pendalaman, penghayatan dan pemahaman terhadap AD/ART dengan baik dan benar pula. Karena itu, beberapa hal dapat diperhatikan dalam memahami AD/Art GMKI sebagai berikut:
1) Makna Pembukaan Anggaran Dasar GMKI
Dalam pembukaan terdapat 5 alinea yang mengandung tiga hal penting yakni:
Pertama, Ikrar/kredo/pengakuan GMKI (alinea 1,2,3)
Kedua, Pernyataan/Proklamasi (alinea 4)
Ketiga, Sikap dan tindakan yang diambil (alinea 5)
2) Makna alinea dalam pembukaan AD GMKI
Alinea 1 : Suatu pengakuan (kredo) yang berpusat pada Yesus Kristus atau Christocentris yang umum dipakai dalam gereja Tuhan, karena melalui kehadiranNya kita mengenal Allah yaitu yang Ia nyatakan kepada kita selaku BapaNya (Yoh.14:6-10). GMKI juga mengakui bahwa kehadiran Yesus Kristus dalam sejarah adalah untuk menyelamatkan dan membaharui (Yoh.3:16; Gal 5:1)
Alinea 2 : Perbuatan Allah dalam alinea pertama diatas adalah anugerah Allah yang telah dinyatakan, dihayati dan dialami oleh manusia, maka kepada mereka dipanggil untuk memberi jawab dalam bentuk pengucapan syukur melalui penatalayanan alam semesta dalam wujud yang nyata dan terus menerus.
Alinea 3 : Memberi makna mengenai karya Roh Kudus yang memberi persekutuan (termasuk keesaan). Disinilah panggilan GMKI untuk bersaksi dan mewujudkan ke-esa-an yang juga merupakan motto GMKI “Agar Semua Menjadi Satu” (Joh. 17 : 21). Alinea 1,2 dan 3 merupakan satu kesatuan yang mewujudkan kepercayan tentang Trinitas dan Tri tugas panggilan gereja yakni bersaksi, bersekutu dan melayani yang juga merupakan tugas dan panggilan GMKI.
Alinea 4 : Menunjukan kesadaran GMKI terhadap apa yang dipercayainya dan melihat arti panggilan dalam konteks tanggung jawabnya terhadap lingkungan dimana ia (baca: GMKI) hidup, yakni dalam “perjalanan sejarah bangsa dan Negara Indonesia”. Hal ini mempertegas tentang empat hal yang harus diwujudkan oleh GMKI yakni: Kesejahteraan, Perdamaian, Keadilan dan Kebenaran.
Alinea 5 : Mengandung makna sejarah berdiri/lahirnya dan mengenai sikap dan tindakan yang dilakukan oleh GMKI.
3) Sistematika AD / ART GMKI
Anggaran Dasar:
i. Pembukaan 5 alinea
ii. Ketentuan Pokok, pasal 1 – 4
iii. Sistim Organisasi, pasal 5 – 9
iv. Lain – lain, pasal 10 – 12
Anggaran Rumah Tangga
i. Uraian Tujuan, pasal 1
ii. Uraian Sistim Organisasi, pasal 5 – 9
iii. Atribut organisasi, pasal 10
iv. Hierarchi Yuruidis, pasal 11 – 12
D. Implementasi Kekinian
Penerimaan terhadap GMKI berarti penerimaan terhadap AD/ART-nya. Pengalaman sejarah kehidupan organisasi ini mewujudkan bahwa tanpa pendalaman/ penghayatan yang baik dan benar terhadap AD/ART, akan membawa kita didalam bahaya penyelewengan bahkan kehancuran. Kita sering (bahkan sampai saat ini) mendengar suara-suara sinis terhadap GMKI (baik dari dalam maupun dari luar GMKI), yang menilai bahwa GMKI sekarang mengalami krisis identitas atau erosi kedirian, tidak lagi mencerminakan sebagai suatu organisasi Kristen tetapi lebih senang bermain-main dengan “dunia Politik” sehingga GMKI sekarang adalah kumpulan dari politikus-politikus amatir dan sebagainya. Justru dalam situasi penilaian orang seperti ini, kita perlu senantiasa menyadari akan hakekat sebagai suatu organisasi Kristen melalui penghayatan akan sumber dan tujuan GMKI guna menyadari akan tugas, panggilan dan tanggung jawab dalam melaksanakan misinya.
Walaupun GMKI secara tegas bersumber kepada Alkitab, tapi GMKI terbuka untuk menerima semua mahasiswa tanpa memandang agama dan kepercayaannya. Sebagai gerakan Kristen dari mahasiswa yang berlandaskan iman Kristen maka implikasinya bahwa dalam setiap tindakan, pola dan gaya kehadirannya haruslah mencerminkan kekristenan (Lihat AD pasal 3 tentang Tujuan).
Ayat 1 : Kesaksian kita tentang Yesus Kristus selaku Tuhan kepada dunia PT berarti terjadi suatu perjumpaan langsung antara mereka dengan Kristus sehingga membawa mereka mengenal akan Dia.
Ayat 2 : GMKI menghimbau mahasiswa untuk membina kesadaran selaku warga gereja yang esa dan persekutuan yang akan membaharui masyarakat, Negara dan gereja. GMKI harus mampu melalui penggodokan pengalaman persekutuan Kristen untuk melampaui segala perbedaan, pertentangan, aliran gereja, keragaman suku, nilai kehidupan dan sebagainya.
Ayat 3 : GMKI terpanggil untuk melayani dunia bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran dan cina kasih ditengah-tengah manusia dan alam semesta dengan jalan mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab. Inilah pengettian yang luas dan mendalam dari diakonia, karena kita melayani dunia ini dengan memberikan pemikiran dan waktu serta berbakti dan mengabdikan diri bagi perjuangan manusia yang luhur itu.
Implikasi lain dari tujuan diatas bahwa GMKI memberikan penekanan dan menonjolkan masalah “Pendidikan”.
Ayat 1 : …….mengajak mahasiswa……………dst.
Ayat 2 : …….membina kesadaran……………..dst.
Ayat 3 : …….mempersiapkan pemimpin………dst.
Ketiga unsur inilah merupakan “Tri Rengka” tujuan GMKI yang mencirikan sebagai organisasi kader yang mendidik calon-calon intelektual muda (mahasiswa) agar pada gilirannya mereka menerjunkan diri dalam masyarakat, mereka telah siap menjadi saksi-saksi Kristus yang hidup.
Kehadiran GMKI baik secara perorangan maupun secara organisasi adalah dalam usaha untuk mewujudkan persatuan dan persekutuan yang dipesan dan didoakan oleh Tuhan Yesus (yoh.17:21), yang kemudian menjadi motto dan cita-cita GMKI (dan juga cita-cita WSCF dan GMK-GMK di seluruh dunia) yaitu “ UT OMNES UNUM SINT”.
Ini berarti bahwa kita harus menentang perpecahan dan pertentangan serta ketidakadilan diantara sesama kita yang mana hanya mungkin kita lakukan dan wujudkan apabila pertama-tama suasana semacam ini nampak dan nyata didalam organisasi GMKI, karena kita sekalian telah menjadi satu persekutuan yang dinamis dan harmonis di dalam Yesus Kristus (Gal. 3 : 17-28)
Oleh karena itu, pendalaman dan penghayatan akan Alkitab secara terus menerus dengan tiada berkesudahan, perlu dilaksanakan karena melaluinya kita akan mengetahui kehendak Tuhan dengan baik dan sempurna, sehingga hidup kita layak dan berkenan dihadapanNya dalam segala hal, dan kita dapat berbuah dalam segala pekerjaan yang baik serta bertumbuh dalan pengetahuan yang benar tentang Alkitab.